Feeling Adalah

Perbedaan Insting, Feeling, Firasat dan Intuisi

Insting mirip sifatnya dengan naluri yang dimiliki oleh manusia serta hewan. Bedanya insting lebih sering digunakan untuk menunjuk kemampuan khusus tertentu pada manusia dan hewan.

Misalnya pada seorang taekwondoin, dengan insting yang tajam dapat mengantisipasi berbagai serangan lawan, juga pada petinju yang memiliki insting mampu bertinju di atas rata-rata lawannya, juga pesilat yang mengandalkan instingnya untuk menumbangkan lawan, dan pada anjing pelacak polisi yang menggunakan insting tajam dalam mencari-cari sesuatu. Pada diri manusia sendiri terdapat insting hewani yang harus dikendalikan dengan benar.

Feeling dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan adalah perasaan, berasal dari kata feel yang artinya merasa. Kata feeling juga kerap digunakan untuk menunjuk perkiraan atau prediksi.

Contohnya saat memarkir dan mengendarai mobil, harus memiliki feeling yang tepat agar tidak menabrak, magician juga harus memiliki feeling yang tepat saat menebak suatu angka. Saat menggambar tabel juga harus menggunakan feeling atau perasaan dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Firasat sebagai suatu perasaan atau kata hati yang muncul sebelum sesuatu terjadi. Firasat sendiri umumnya hanya dimiliki oleh manusia dan tidak pada hewan. Dalam kamus KBBI dijelaskan bahwa perasaan-perasaan ini muncul setelah melihat adanya keadaan, indikasi, ataupun gelagat.

Sesungguhnya penjelasan ini masih kurang tepat, karena firasat seseorang bisa saja terjadi tanpa melihat indikasi-indikasi lain sebelumnya. Misalnya saja, firasat seorang ibu saat akan terjadi sesuatu pada anaknya ia kerap mengatakan, “Perasaan saya kok tidak enak ya?” dan lain sebagainya.

Makna atau penggunaan kata intuisi berbeda tipis dengan feeling serta firasat. Dalam kamus KBBI, intuisi diartikan sebagai kemampuan untuk memahami sesuatu tanpa sebelumnya dipelajari, diartikan dan dipikirkan terlebih dahulu. Intuisi juga kerap menjadi bisikan atau gerak hati.

Perbedaannya dengan firasat adalah intuisi lebih sering digunakan untuk hal-hal yang bersifat metafisika atau berada di luar jangkauan rasional, biasanya intuisi digunakan untuk menyebut indera keenam.

Contohnya adalah kemampuan atau intuisi yang dimiliki oleh seorang anak indigo yang biasanya sangat tepat dalam memprediksi terjadinya sesuatu. Ada juga pengusaha yang lebih banyak menggunakan kekuatan intuisi dalam mengambil keputusan dibanding menggunakan logika. Juga pesulap yang mempertunjukkan kemampuan intuisinya di hadapan ribuan penonton.

Emosi pada KBBI dimaknai dengan banyak arti, mulai dari luapan perasaan yang dapat berkembang juga surut dalam waktu yang sangat singkat, selain itu emosi juga dapat diartikan sebagai keadaan psikologis, seperti gembira, sedih, rindu, marah, dan lain-lain. Pemaknaan ini bisa berarti benar tapi juga bisa jadi salah, tergantung kepada penggunaannya di suatu kalimat.

Meski demikian, kata emosi sendiri sering digunakan untuk menyebut perasaan marah, sehingga lazim dimaknai masyarakat Indonesia. Contohnya pada tindakan Satpol PP yang kerap memancing emosi para pedagang kaki lima. Atau kartu merah yang sering diberikan wasit dan membuat emosi sang pelatih. Ada juga kasus kekalahan yang ditanggung oleh Persebaya hingga membuat emosi “Bonek” kian memuncak.

Namun, ada juga kata emosi yang tidak dimaknai sebagai perasaan marah. Misalnya saja pada emosi keagamaan di kampung Kauman yang terasa begitu kental setelah ajaran Thariqah Qadiriyah mulai menyebar. Atau atlet yang tidak dapat mengendalikan emosinya hingga menitikkan air mata setelah berhasil memenangkan medali emas olimpiade; Kedua sejoli yang terlihat meluapkan emosi karena rasa rindunya selama ini akhirnya dapat terbayar lewat pertemuan, dan masih banyak lagi.

Apakah Boleh Mempercayai Insting?

Tentu saja kamu boleh mempercayai berbagai ide serta gagasan yang bisa muncul secara tiba-tiba ini. Meski sayangnya, masih banyak orang yang meremehkan instingnya sendiri. Padahal, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mempercayai insting dapat membantu seseorang dalam membuat suatu keputusan yang tepat.

Grameds dapat mengasah ide serta gagasan instan ini. Insting sendiri merupakan kemampuan yang akan semakin tajam jika terus-menerus diasah. Menurut pendapat para ahli, ide gagasan ini juga akan berubah menjadi lebih baik seiring dengan berjalannya waktu tergantung dengan seberapa sering kamu menggunakannya.

Salah satu alasan mengapa Grameds perlu mempertimbangkan insting, karena kita sesungguhnya sering kali mengetahui apa yang terbaik. Bahkan, meski kamu tidak dapat memahami dan menganalisisnya dalam kondisi sadar. Para ahli sendiri bahkan menyatakan bahwa sistem alam bawah sadar telah mengetahui semua jawaban yang benar sebelum sistem sadar mengetahuinya.

Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan ide serta gagasan yang muncul ketika kamu berada di suatu pilihan-pilihan yang sulit. Apalagi terkadang insting kita lebih memahami pilihan mana yang terbaik, jika dibandingkan dengan harus melakukan analisis yang memakan waktu lebih lama.

Insting sebagai reaksi yang dapat dirasakan seseorang saat sedang melakukan sesuatu. Dengan mendengar dan mempercayai insting seseorang kemudian dapat mengasah kemampuannya dalam menganalisa sesuatu tanpa berpikir banyak.

Cara melatih insting bisa dimulai dengan memperhatikan pikiran pertama. Dalam menghadapi suatu persoalan, perhatikan bagaimana suatu reaksi dari pikiran pertama yang melintas di kepalamu. Pemikiran yang pertama kali muncul terhadap sesuatu ini umumnya merupakan pikiran-pikiran yang lebih objektif. Sebab, pemikiran ini belum terpengaruh oleh berbagai sudut pandang diri sendiri.

Meski demikian, belajarlah caranya membedakan antara insting dan prasangka. Prasangka sendiri berbeda dengan insting karena akan lebih objektif. Cobalah untuk menganalisa apakah yang kamu rasakan sesungguhnya prasangka atau insting belaka.

Selain itu latih juga kemampuanmu dalam menganalisa. Sisi peka seseorang sesungguhnya dapat dilatih dengan kemampuannya dalam menganalisa suatu situasi. Dengan mendengar dan mengobservasi sebagai dua hal paling penting yang akan melatih kemampuan tersebut.

Selain itu jangan lupa untuk selalu memperhatikan keputusan yang telah kamu ambil. Lihatlah apakah keputusan ini memiliki pola yang kurang lebih sama dengan keputusan lainnya, atau adalah hal yang berbeda diantaranya. Jika terdapat pola yang sama, bisa jadi keputusan-keputusan ini sesungguhnya tidak terlalu objektif.

Buku-Buku Terkait Insting dan Pikiran Manusia

Berikut ini buku-buku terkait insting dan kaitannya dengan pikiran atau otak manusia yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.

Keajaiban Otak Kanan Karya Dr. Shigeo Haruyama

Tahukah Grameds bahwa otak memegang peranan yang sangat penting bagi kesehatan kita? Meskipun ilmu kedokteran telah ada sejak dahulu kala, ternyata penjelasan tentang otak sangat terlambat. Karena itu pernyataan “tidak akan berumur panjang apabila tidak menggunakan otak dengan baik” pasti sangat memancing rasa ingin tahu kita.

Kepandaian menggunakan otak ternyata sangat berkaitan erat dengan kesehatan dan usia yang panjang. Hal-hal penting yang perlu kamu ketahui dalam buku ini ialah otak kanan memiliki hubungan yang erat dengan bakat seseorang, kamu bisa menggambarkan sesuatu di dalam kepala sebagai bentuk suatu latihan kegiatan apa pun. Otak kanan juga bisa diaktifkan dengan 4 hal sederhana, yaitu berpikir positif, berolahraga, meditasi, dan makan makanan bergizi.

Lalu, emosi yang negatif menyebabkan sel kanker meningkat 5 kali lipat. Olahraga yang terlalu ekstrem pun justru mempercepat kematian. Terlalu banyak tidur pun malah berdampak buruk bagi tubuh. Kita juga perlu mengetahui bahwa cara meditasi paling sederhana adalah memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Seementara itu, kebanyakan obat hanya meredakan gejala penyakit, bukan menyembuhkan penyakit. Dan tiga manfaat utama berjalan kaki yaitu membakar lemak, menguatkan otot, serta meditasi.

A Whole New Mind: Bagaimana Para Pengguna Otak Kanan Mampu Menguasai Masa Depan Karya Daniel H. Pink

Buku ini merupakan panduan yang dahsyat untuk bertahan, melaju, dan menemukan arti di dunia yang penuh guncangan akibat pengalihan pekerjaan ke luar negeri dan komputerisasi yang terjadi di hidup kita. Pengacara, akuntan, radiolog, pakar software, demikianlah pekerjaan yang diharapkan oleh orang tua jika kita telah dewasa. Tapi mereka salah. Masa depan kini milik orang dengan pemikiran yang sepenuhnya berbeda.

Era yang didominasi oleh “otak kiri”, dan era Informasi yang dihasilkannya, kini telah bergeser ke dunia baru, di mana kemampuan artistik dan holistik “otak kanan”-lah yang menentukan siapa yang sukses dan siapa yang gagal.

Demikianlah esensi di dalam buku yang provokatif dan orisinal ini, yang menggunakan kedua sisi otak sebagai metafora dalam memahami dunia kita di masa kini. Setelah Emotional Intelligence dan Now, Discover Your Strengths, Daniel H. Pink menyajikan pandangan baru tentang apa yang bisa membantu para individu dan berbagai perusahaan untuk menjadi lebih baik.

Berdasarkan riset di seluruh dunia, A Whole New Mind menghadirkan enam kemampuan utama, yaitu Desain, Cerita, Simfoni, Empati, Bermain, dan Arti, yang menentukan keberhasilan para profesional dan pencapaian personal.

Buku ini juga menghadirkan serangkaian instrumen, tips atau kiat, dan latihan tepat guna yang disarankan oleh para ahli agar kamu bisa mengasah berbagai keterampilan tersebut. Buku ini akan memperluas daya pikir dan memperkaya hidup kamu.

Isi Otak Orang-Orang Terkaya Di Dunia Karya N. Huda

Perbedaan orang kaya dan orang miskin salah satunya yaitu cara berpikirnya. Orang kaya mampu berpikir cepat dan simpel, sedangkan orang miskin merumitkan hal-hal yang sebenarnya sepele. Waktu bagi orang kaya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk hal-hal yang produktif, sedangkan bagi orang miskin waktu sering disia-siakan.

Cara berpikir orang-orang terkaya di dunia ada dalam buku ini. Apakah Anda berpikir seperti mereka? Buku ini membedah apa isi kepala dari orang-orang terkaya di dunia. Apa saja sebenarnya yang membuat mereka semakin kaya? Dan apa yang mereka lakukan dengan kekayaannya?

Sadness (Kesedihan)

Kata 'sad' atau sadness' berarti kesedihan. Kata ini digunakan untuk menggambarkan perasaan sedih yang dialami seseorang karena hal tertentu.

Kosakata bahasa Inggris lainnya yang dapat menggambarkan kesedihan, di antaranya adalah unhappy, gloomy,sorrow, depressed dan masih banyak lagi.

Contohnya: I'm so sad to hear that they'd split up. (Aku sangat sedih mendengar bahwa mereka telah berpisah).

Contoh Kalimat Menggunakan Kata Feeling

Untuk membantu memahami penggunaan kata feeling dalam kalimat bahasa Inggris, simak beberapa contoh kalimat menggunakan kata feeling berikut ini beserta dengan artinya dalam bahasa Indonesia.

Disappointed (Kecewa)

Disappointed berarti ungkapan perasaan kekecewaan karena sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan.

Misalnya: Hani disappointed with her boyfriend because he forget their anniversary date. (Hani kecewa dengan pacarnya karena dia lupa tanggal anniversary mereka).

Nervous dalam bahasa Indonesia berarti perasaan gugup atau khawatir sesuatu yang buruk terjadi.

Contohnya: I was nervous about my new job. (Aku gugup dengan pekerjaan baru).

Kata proud berarti bangga. Kata ini digunakan untuk menggambarkan perasaan bangga karena telah mencapai sesuatu.

Misalnya: You must be very proud of your son achievement. (Kamu pasti merasa bangga dengan pencapaian anakmu).

The Language Instinct Steven Pinker

Dalam buku The Language Instinct, Pinker sang penulis mengkritik sejumlah gagasan umum tentang bahasa, misalnya bahwa anak-anak harus diajari untuk menggunakannya, tata bahasa kebanyakan orang buruk, juga kualitas bahasa terus menurun.

Dan bahwa jenis fasilitas linguistik yang disediakan oleh suatu bahasa memiliki pengaruh besar pada kemungkinan jangkauan pemikiran seseorang, misalnya beberapa bahasa memiliki kata-kata untuk menggambarkan terang dan gelap, tetapi tidak ada kata untuk warna (hipotesis Sapir–Whorf). Hewan (bukan manusia) pun telah diajari bahasa (seperi bahasa kera besar).

Sementara itu, Pinker melihat bahasa sebagai kemampuan unik manusia, yang dihasilkan oleh evolusi untuk memecahkan masalah komunikasi yang spesifik di antara pemburu-pengumpul sosial. Dia membandingkan bahasa dengan adaptasi khusus spesies lain seperti laba-laba menenun jaring atau perilaku membangun bendungan berang-berang. Pinker menyebut ketiga hal tersebut sebagai insting.